Monday, March 2, 2015

Budaya Populer Jepang





Kali ini saya akan membahas lebih rinci dari sebelumnya mengenai animasi Jepang yang merupakan budaya populer dari jepang yang sudah tersebar luas di berbagai negara yang diakui, dinikmati, disebarluaskan dan merupakan jalan hidup mayoritas masyarakat Jepang secara umum.
Budaya populer Jepang seperti fashion dan drama TV kini telah memasuki kawasan Asia secara mendalam. Dimulai dari animasi hingga idola, budaya muda Jepang telah menciptakan sekelompok orang yang lebih sering disebut sebagai penggemar di dalam kawasan Asia. Manga yang juga merupakan bagian dari budaya populer Jepang seperti animasi, karakter, game, fashion, musik pop, dan drama TV merupakan berbagai variasi dari budaya populer Jepang yang telah diterima dengan baik di bagian timur dan tenggara Asia. Budaya itu sendiri telah lama berkembang di luar Jepang dan terutama di bagian timur dan tenggara Asia setidaknya sejak akhir tahun 1970-an.

Animasi dan komik Jepang seperti Doraemon, sebuah cerita fantasi yang memperkenalkan robot berbentuk seperti kucing yang dapat membuat keinginan dari anak-anak menjadi kenyataan, hal ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi anak-anak hampir di seluruh bagian dari Asia. Bagaimanapun juga akhir-akhir ini, penyebarluasan budaya populer Jepang di bagian timur dan tenggara Asia telah maju ke tahap yang lebih lanjut. 
Industri media Jepang dan industri media Asia lainnya secara sistematis dan kolaboratif mempromosikan budaya populer Jepang sebagai sebuah konsumsi yang rutin bagi kalangan muda secara luas di berbagai macam pasar di bagian timur dan tenggara Asia. 

Industri media jepang memproduksi animasi yang menampilkan hasil gambar animasi melalui tangan maupun komputer. Istilah anime merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris “animation”. Istilah ini didefinisikan sebagai penyebarluasan gaya animasi Jepang yang pada umumnya dicirikan dengan grafis yang warna-warni, karakter yang bersemangat dan tema yang terkadang tidak masuk akal. Secara umum anime pada awalnya dikenal sejak tahun 1917, dan banyak animasi asli Jepang yang diproduksi pada dekade-dekade setelahnya, namun karakteristik gaya anime mulai dikembangkan pada tahun 1960 – yang ditandai dengan karya Osamu Tezuka – dan mulai dikenal di luar Jepang pada tahun 1980-an. Seperti halnya manga, anime juga memiliki audiens yang besar di Jepang dan juga diakui di seluruh dunia. 
Distributor dapat menayangkan anime melalui siaran TV, secara langsung ke video ataupun dengan teater maupun secara online. Baik dengan gambar tangan ataupun animasi komputer, keduanya digunakan dalam serial TV, film, video, video games, iklan, dan internet rilis. Seiring dengan meningkatnya pasar anime di Jepang, anime juga mendapatkan popularitas di timur dan tenggara Asia. 

Saat ini anime populer di berbagai daerah di seluruh dunia, setiap anime jepang tidak terlepas dari kebudayaan tradisional jepang seperti karakter yang mengenakan kimono, maupun seperti salah satu anime pada gambar diatas yang menampilkan kebudayaan jepang secara tidak langsung melalui anime dengan permainan kartu bergambar dari jepang yang disebut dengan " Karuta". Permainan ini paling sedikit dimainkan oleh tiga orang pemain, termasuk orang yang membacakan kartu. Karuta sering dimainkan sebagai salah satu tradisi tahun baru Jepang. Di Jepang, istilah karuta dulunya berarti permainan kartu remi. Namun pada zaman sekarang, karuta berarti hanafuda dan berbagai jenis permainan yang memakai satu set kartu yang terdiri dari yomifuda (読札, kartu untuk dibaca) dan torifuda (取り札, kartu untuk diambil). Setiap kartu yomifuda berisi kata-kata untuk dibacakan. Pembaca kartu adalah orang yang tidak ikut bermain, dan sekaligus berperan sebagai wasit. Sejarah karuta sendiri berasal dari "permainan mencocokkan cangkang kerang" pada zaman Heian. Jenis karuta yang sering dimainkan adalah uta garuta (kartu puisi) dan iroha-garuta (kartu iroha).

Sejumlah cangkang atas dan cangkang bawah dipisahkan, dan diacak untuk kemudian dicarikan pasangannya yang tepat. Permukaan cangkang kerang dilukis dengan gambar-gambar agar lebih menarik untuk dimainkan sedangkan pada zaman Sengoku, permainan kartu ini berisi puisi Hyakunin Isshu mulai dimainkan oleh bangsawan istana, dan belum merupakan permainan rakyat. Dengan kemajuan teknik percetakan cukil kayu pada zaman Edo, harga kartu untuk bermain karuta menjadi terjangkau oleh rakyat biasa yang mendorong kepopuleran karuta sebagai permainan rakyat.

Setelah populernya anime dan manga lalu muncullah yang namanya "Cosplay" yaitu costume" dan "play". Cosplay merupakan sebuah pertunjukan seni di mana para pesertanya menggunakan kostum dan aksesori yang menunjukkan secara spesifik suatu karakter atau ide.
Pada umumnya cosplay mengacu pada manga dan anime, komik, manhwa, video games, penyanyi dan musisi, serta film.

Istilah cosplay diciptakan oleh Nov Takahashi pada tahun 1984, ketika menghadiri sebuah konvensi sci-fi di Los Angeles. Takahasi terinspirasi dari costume masquerade dan menulisnya dalam majalah sci-fi Jepang yang kemudian menyebar dengan cepat di Jepang sebagai sebuah pertunjukan seni yang baru. Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa cosplay berasal dari Jepang, namun pada kenyataannya hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

Forrest J. Ackerman menginspirasi fan-costuming di seluruh dunia ketika pertama kali mengenakan kostum futuristik yang dibuat oleh Myrtle R. Douglas pada konvensi dunia pertama dalam bidang Science Fiction pada tahun 1939 di Caravan Hall, New York.
Sejak saat itu istilah cosplay telah menyebar ke negara-negara di seluruh dunia seperti Filipina, Cina, Italia, Perancis, Meksiko, Brazil, Rusia, Kanada, dan negara-negara lainnya. Meskipun banyak negara yang berhasil menghasilkan kreasi-kreasi yang hebat dalam kostum namun Jepang merupakan negara eksportir terbesar dalam hal cosplay yang berkualitas. Jepang berhasil membawa cosplay ke tingkat yang baru di mana Jepang berhasil mengubahnya ke dalam bentuk seni yang menginspirasi para cosplayer di seluruh dunia. 

Dengan maraknya acara-acara cosplay yang ada di indonesia maka tidaklah sedikit situs-situs online maupun offline yang menjual berbagai macam costum di berbagai kota diindonesia. Asal anda tahu costum-costum bagi cosplayer tidaklah murah, banyak cosplayer yang berani mengeluarkan banyak uang untuk berpenampilan sama dengan karakter anime, manga, maupun game yang mereka inginkan.

Nah dari sini kita tau bahwa kebudayaan jepang telah banyak berubah dari tahun ke tahun, dari kebudayaan asli negara ini, Jomon, sampai kebudayaan kini, yang mengkombinasikan pengaruh Asia, Eropa dan Amerika Utara. Setelah beberapa gelombang imigrasi dari benua lainnya dan sekitar kepulauan Pasifik, diikuti dengan masuknya kebudayaan Tiongkok, penduduk Jepang mengalami periode panjang isolasi dari dunia luar dibawah Keshogunan Tokugawa sampai datangnya "The Black Ships" dan era Meiji. Sebagai hasil, kebudayaan Jepang berbeda dari kebudayaan Asia lainnya.





Reperensi:
http://www.karuta.or.jp/howto/howto1.html
http://www.cosplay-ftw.com/what-is-

No comments:

Post a Comment